5 Mitos Seputar Diabetes Yang Perlu Diluruskan

25631358668_725ccb4d9d
Photo Credit: Matt Tirrell Flickr via Compfightcc

Awas, jangan sering makan manis, nanti kena diabetes! Anda mungkin sering mendengar anjuran seperti ini. Diabetes, yang sering disebut penyakit gula atau penyakit kencing manis, adalah jenis penyakit yang banyak diketahui orang. Namun, dari tahun ke tahun jumlah penderita diabetes malah semakin bertambah.

Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 dari Kementerian Kesehatan RI menyebutkan adanya peningkatan prevalensi diabetes melitus dari 1,1% pada 2007 menjadi 2,1% pada 2013. Rendahnya pemahaman seputar diabetes membuat masyarakat cenderung mudah percaya pada mitos yang beredar di sekitar, sehingga lebih rentan terkena diabetes. Apa saja mitos dan fakta seputar diabetes yang sering beredar? Coba baca beberapa di antaranya:

Mitos 1: Camilan dan minuman manis bisa bikin Anda terkena diabetes

Pada diabetes tipe 1, organ pankreas tidak dapat memproduksi cukup insulin akibat adanya gangguan autoimun di dalam tubuh. Sementara diabetes tipe 2 umumnya muncul apabila berat badan Anda berlebihan, terbiasa menyantap makanan berkalori tinggi hingga melebihi total asupan yang dianjurkan. Nah, makanan dan minuman manis termasuk jenis yang berkalori tinggi.

Jadi, gula bukanlah penyebab langsung terjadinya diabetes tipe 2, melainkan kebiasaan makan Anda

Bila kini Anda menderita diabetes tipe 2, sebenarnya boleh-boleh makan manis, tapi tidak berlebihan. Pilih makanan dan minuman yang rasa manisnya alami, seperti buah-buahan.

Mitos 2: Orang kurus tidak mungkin kena diabetes

Diabetes tipe 2 umum diderita oleh mereka yang overweight. Biasanya, diabetes muncul setelah seseorang mengalami kegemukan dalam kurun waktu tertentu.

Namun, bukan berarti yang kurus boleh lega, sebab penderita diabetes, terutama tipe 1, umumnya bisa mengalami penurunan berat badan sebelum terdiagnosis diabetes.

Menurut riset dari University of Utah College of Healt, ada penyebab lain kenapa orang kurus bisa terkena diabetes, sementara orang gemuk mungkin saja tidak.

Hasil riset yang dimuat di jurnal Cell Metabolism ini menyebutkan, akumulasi sejenis metabolit lipid beracun yang disebut seramida terhadap pengolahan gizi, reaksi terhadap insulin, dan pembakaran kalori dalam tubuh. Para ahli menduga, sebagian orang cenderung mengubah kalori menjadi seramida, sehingga lebih berpotensi mengalami diabetes.

Riset ini sekaligus menjawab mengapa beberapa negara di Asia punya angka diabetes yang tinggi, sementara angka obesitasnya cenderung lebih rendah dibandingkan negara barat.

Mitos 3: Diabetes itu penyakit keturunan

Peluang menderita diabetes tipe 1 atau 2 memang lebih besar apabila ada anggota keluarga yang mengidap penyakit ini.

Faktor genetik punya peranan penting dalam munculnya diabetes, namun di masa modern ini, diabetes tipe 2 lebih banyak dipengaruhi oleh faktor gaya hidup

Misalnya saja, gaya hidup yang kurang sehat, tidak banyak berolahraga atau menjalani aktivitas fisik, serta paparan stres yang berlebihan.

Mitos 4: Diabetes bisa disembuhkan dengan minum obat

Ketika Anda sudah terdiagnosis diabetes, dokter akan memberikan resep sejumlah obat-obatan untuk dikonsumsi.

Tujuan pemberian obat bukan untuk menyembuhkan diabetes melainkan menurunkan kadar gula darah

Diabetes tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikendalikan. Caranya? Hiduplah lebih sehat. Bagi penderita diabetes tipe 1 yang harus membutuhkan terapi insulin, jalani terapi ini dengan disiplin sehingga kadar gula darah terkendali dan komplikasi di kemudian hari bisa dicegah. Sementara jika Anda belum terkena diabetes, terapkan gaya hidup sehat dengan konsisten agar diabetes tidak menghampiri.

Mitos 5: Diabetes penyakit yang mematikan

Pada awalnya, diabetes sering tidak terdeteksi karena penderitanya tidak mengalami gejala-gejala berarti. Sejalan dengan waktu, perkembangan diabetes membuat Anda berpotensi mengalami sejumlah komplikasi penyakit lainnya karena tingginya kadar gula darah berpengaruh terhadap organ-organ utama di dalam tubuh, seperti jantung, saraf, mata, dan ginjal.

Diabetes sebenarnya tidak tepat disebut penyakit melainkan kondisi yang bisa menyebabkan munculnya risiko penyakit lain dalam tubuh

Jika kondisi kadar gula darah tidak terkendali, Anda bisa sewaktu-waktu mengalami serangan jantung, stroke, gagal ginjal, hingga kebutaan dan amputasi organ kaki. Sementara bila kadar gula darah terjaga hingga batas normal, Anda bisa menjalani hidup yang berkualitas.